Dolar anjlok setelah China sesuaikan kurs yuan. Dolar as kembali terhadap rival-rival mayornya di sesi perdagangan Selasa malam ini. Hal ini menyusul keputusan China untuk melakukan penyesuaian nilai tukar resmi Yuan ke margin tertinggi, sejak negeri Tirai Bambu tersebut menanggalkan pegging Dolar di tahun 2005.
Bank sentral China mengatur kurs tengah Yuan di 6.4760 per dollar sebelum pasar dibuka. Level tersebut naik 1% dari level fix sebelumnya dan sekaligus menjadi perubahan yang tertinggi sejak tahun 2005. Di pasar offshore, Yuan bahkan menguat sampai 6.4119 untuk pertama kalinya sejak Juni 2018. Mata uang China ini memulai pekan pertama 2021 di posisi 6.494.
Dolar AS masih cukup kuat kemarin karena aksi penghindaran risiko mulai meningkat sehingga menundukkan saham-saham Amerika Serikat. Akan tetapi, penguatan tersebut tak lama. Dolar kemudian meneruskan jalur penurunannya setelah pengumuman China, yang juga berdampak memperkuat mata uang-mata uang minat risiko.
Dolar Anjlok : Demokrat Berpeluang Kuasai Senat
Setelah dibuka melemah, saham-saham AS naik lagi dan seketika menekuk kembali Dolar AS ke harga yang lebih rendah. Pasar juga fokus pada pemilu di Georgia. Kemenangan partai Demokrat di negara bagian AS tersebut berpotensi menyingkirkan Republikan dari mayoritas Senat di tahun ini.
Artinya, peluang akan penambahan anggaran fiskal Amerika untuk stimulus akan semakin terbuka lebar. Di sisi lain, pajak korporasi akan naik dan perubahan aturan kemungkinan akan dilakukan.
Edward Moya selaku analis dari OANDA mengatakan, berdasarkan rekam jejak Partai Republik di Pemilu, ada keyakinan bahwa mereka setidaknya dapat memenangi satu saja dari pertarungan ini. Jika hal itu terjadi, maka kita tidak perlu khawatir soal dukungan fiskal masif yang diharapkan dari Senat yang akan dikendalikan oleh Demokrat. Pasalnya, kebijakan yang dibuat akan sangat berat sebelah.
Untuk saat ini, Indeks Dolar AS (DXY) diperdagangkan di 89.44, turun hampir setengah persen sejak pasar saham dibuka pagi tadi. Dolar AS juga tidak menguat walaupun ISM melaporkan bahwa data PMI Manufaktur AS berekspansi dari 57.5 ke 60.7 di bulan Desember 2020.
Tagged With : Dolar AS