Dolar AS melonjak dengan mempertahankan penguatannya setelah mengalami rebound pada posisi yang sangat rendah bahkan terendah selama tiga tahun pada perdagangan pekan kemarin, hasil tersebut dipengaruhi karena lonjakan harga efek imbal hasil obligasi AS.
Sementara mata uang Yen, yang dalam beberapa pekan ini mengalami penurunan malah bisa dikatakan melemah ke level terendah sekitar enam bulan terhadap greenback, ketika lonjakan kenaikan imbal hasil obligasi AS.
Obligasi pemerintah Amerika Serikat, yang khususnya pada Departemen Keuangan Amerika Serikat. Telah menjadikan sebuah titik fokus pasar keseluruhan atau global, bisa dibilang agresif bergerak ke harga pada pengetatan moneter sebelumnya. Daripada, sebuah isyarat yang telah dikeluarkan oleh Federal Reverse AS juga para rekannya.
Lonjakan Dolar As Harga yang Berimbas Terhadap Inflasi
Karena lonjakan harga efek imbal hasil obligasi memicunya kekhawatiran pasar terhadap inflasi, yang juga mengakibatkan penurunan mata uang yen di tengah perdagangan aksi jual saham.
Begitu juga dengan dolar Australia dan dolar Kanada yang mengalami penurunan level dari level tertingginya, selama kurang lebih tiga tahun. Karena pasar negara yang mengalami perkembangan melainkan mata uang negara yang terkait komoditas mengalami kemunduran.
Baca Juga : Dolar Australia Menguat, Akankah Terus Berlanjut?
Imbal hasil obligasitahun ini mengalami kenaikan dikarenakan oleh sebuah prospek stimulus fiskal berskala besar-besaran di tengah adanya kebijakan moneter yang sangat “empuk”, yang secara kesepakatan dipimpin oleh Amerika Serikat ini.
Salah satu contoh perdagangan reflasi adalah sebuah sistem yang membuat percepatan lajunya vaksinasi berskala global, yang berpedoman pada sebuah taruhan peningkatan di dalam sistem aktivitas ekonomi dan harga.
Diprediksi Akan Mengalami Kenaikan Hingga Beberapa Hari Kedepan
Efek imbal hasil obligasi mengalami kenaikan dalam hitungan beberapa hari, khususnya pekan ini, disesuaikan menurut inflasi yang terlah dipercepat. Keyakinan pasar bisa saja berkembang, asal bank sentral mungkin perlu untuk mengurangi kebijakan ultra-longgar-nya, meskipun ada retorika dovish yang mereka lakukan.
Baca Juga : Tak Berdaya Dihajar Obligasi AS, Harga Emas Terpuruk
Indeks dolar sedikit mengalami kenaikan pada 90,381, naik sekitaran 0,2 persen pada 25 Februari. Hasil dari benchmark Treasury 10 Tahunan naik diatas level 1,6 persen, juga pada malam itu, tercatat untuk pertama kalinya dalam waktu setahun.
Greenback juga mengalami perubahan pada mata uang yen 106,2, yang sebelumnya 106,43 terhitung pertama kali berada diangka ini sejak September tahun lalu. Begitulah informasi tentang efek imbal hasil obligasi
Tagged With : Imbal Hasil Obligasi • USD