Pada minggu ini, Dolar AS naik tipis tetapi pergerakannya sangat kecil sekali. Sebab, para investor masih terus saja meninjau dampak yang ditimbulkan dari varian omicron pada pemulihan perekonomian.
Sebab, varian omicron ini memang sangat berdampak sekali terhadap laju ekonomi global. Itu juga yang membuat para investor termasuk juga broker tifia menjadi khawatir.
Baca juga : Trader forex rugi, akibat dari adanya kebijakan moneter
Akibat dari dampak Covid itu, mata uang beberapa Negara terpaksa harus melemah. Namun, meskipun begitu ada juga yang masih mampu naik dan menguat, seperti contohnya Dolar dan juga Rupiah.
Dolar AS Naik Tipis Disusul Negara lain
Indeks Dolar Amerika Serikat mengukur greenback terhadap beberapa mata uang Negara lain, naik tipis sekitar 0,01% di 96,498. Sama seperti Dolar, USD/ JPY juga mengalami kenaikan tipis 0,02% ke 114,11.
Berbeda dengan kedua sebelumnya, AUD/ USD justru melemah 0,24% ke 0,7136. Sama halnya seperti NZD/ USD yang turun 0,18% menjadi 0,6751. Sedangkan Rupiah, justru bergerak menguat.
Rupiah menguat 0,36% di 14.261,0 per Dolar Amerika Serikat. Yang mengalami kenaikan tidak hanya itu saja, disusul dengan USD/ CNY naik sedikit 0,01% di 6,3723.
Sementara GBP/ USD harus turun tipis 0,05% menjadi 1,3259. Sama halnya seperti GBP/ USD, EUR/ USD juga sedikit melemah 0,05% menjadi 1,3259. Penurunan beberapa mata uang disebabkan karena dampak omicron.
Dengan menyebarnya omicron di Amerika Serikat, Asia dan Eropa, beberapa Negara akhirnya mempertimbangkan untuk mulai menerapkan lagi pembatasan. Sama seperti yang terjadi di Negara Inggris.
Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris terus mendesak agar warganya harus selalu waspada dan juga berhati-hati. Namun, Boris justru malah mengesampingkan adanya pembatasan menjelang musim liburan nanti.
Berbeda dengan di Negara lain. Seperti Prancis, akan ada pembatasan pada perayaan Tahun Baru nanti. Jerman sama halnya dengan Perancis, pertemuan yang akan diadakan nanti, kemungkinan dibatasi hanya 10 orang.
Jika tahun lalu, beberapa minggu yang akan datang dan juga setelah Natal, volatilitas mata uang beberapa Negara rendah. Namun berbeda halnya dengan yang terjadi di tahun ini.
Kecenderungan musiman, bercampur dampak omicron membuat pasar masih harus memproses keputusan dari Bank Sentral utama. Sebab, omicron ini memaksa beberapa Negara melakukan pembatasan.
Adanya varian Covid ini memberikan dampak bagi sektor ekonomi global. Mata uang beberapa Negara tidak sedikit yang mengalami penurunan. Namun, meskipun begitu sama seperti Rupiah, Dolar AS naik tipis.