Dolar AS Turun Tipis Pagi Ini Karena Adanya Vaksin Covid-19

Dolar AS hari ini Kamis tanggal 12 November, mata uang negeri Paman Sam kembali mengalami penurunan tipis dimana para investor pun mulai menyesuaikan harapannya mengenai perkembangan vaksin virus Covid-19 dan hal ini pun mendorong adanya kenaikan terhadap aset beresiko namun tetap menjaga posisi di aset safe haven greenback. Penurunan dolar AS ini masih tipis sekitar 0,02% pada sekitar 92,950 sesuai dengan sumber pada pukul 09.04 WIB pagi ini.

Dolar AS hari ini

baca juga disini : Broker Yang Menjadi Pilihan Trader Indonesia Saat Ini

Dolar AS Masih Bergerak Turun Tipis Hari Ini

Sementara meskipun dolar AS mengalami penurunan yang tipis, pair mata uang EUR/USD menguat sekitar 0,04% pada posisi 1,1782 dan untuk pair mata uang GBP/USD masih stabil pada level 1,3220. Sementara untuk pair USD/JPY mengalami pelemahan sekitar 0,15% pada 105,27. Rupiah pun juga rupanya mengalami penurunan sekitar 0,39% pada posisi 14.125 per dolarnya di waktu yang sama pagi ini yaitu pukul 09.04 WIB. Sesuai dengan laporan yang dilansir oleh Reuters, penguatan yang terjadi pada mata uang yen Jepang ini masih akan berlanjut.

Ini semua disebabkan pasca Joe Biden mendapatkan kemenangan di dalam pilpres AS sehingga terjadi pemicuan adanya gelombang untuk aksi penjualan dolar. ECB atau Bank Sentral Eropa pun menjelaskan bahwa mereka akan fokus untuk membeli saham obligasi dan juga pinjaman murah untuk dapat merangsang kembalinya atau pulihnya perekonomian yang jatuh dikarenakan pandemi. Sementara itu, perundingan yang terjadi antara Inggris dan Uni Eropa mengenai perdagangan Brexit tetap berjalan meskipun masih saja berlarut-larut.

Pergerakan dari mata uang dolar ini dipengaruhi pula dengan adanya sentimen tentang pengumuman yang dilakukan oleh pihak Pfizer bahwa mereka memiliki vaksin untuk virus Covid-19 yang diklaim efektif sampai dengan 90% lebih dan juga adanya Federal Reserve yang memberikan janji berupa suku bunga yang rendah untuk waktu lama. Terence Wu yang merupakan ahli strategi dari OCBC di Singapura pun mengatakan jika penggerak terbaru saat ini mungkin saja akan mendorong dolar semakin melemah.

Bukan hanya vaksin Covid-19 saja yang dapat melemahkan nilai mata uang dolar ini melainkan juga prediksi melemahnya dolar diprediksi sejumlah pihak tetap akan berlanjut pada era Biden ini dan selama pemerintahannya. Tapi ada harapan untuk kenaikan mata uang ini mengingat indeks dolar mengalami peningatan terhadap beberapa mata uang negara lainnya. Disini pasar akan terus mencoba untuk menyesuaikan dengan adanya suku bunga yang jauh lebih tinggi ditambah adanya prospek dari perkembangan ekonomi mengingat vaksin telah dicoba untuk menangani corona.

Sementara untuk dolar AS yang menguat akan menekan Euro untuk turun pada level yang paling rendah untuk seminggu dikarenakan imbal dari hasil obligasi milik AS pun naik jiika dibandingkan dengan obligasi di Eropa. Sementara itu mata uang dolar Selandia Baru juga mengalami kenaikan dan ini semua dikarenakan pedagang mencoba untuk mengurangi prediksi jika bank sentral kemungkinan pindah menuju suku bunga yang negatif.

Tinggalkan sebuah Komentar