Dollar AS melemah pada senin (27/06) dari pencapaian besar yang dicapai pada awal bulan ini. Di mana sebenarnya level pencapaian itu adalah paling tertinggi pada 20 tahun terakhir.
Kondisi ini bisa menjadi hal yang bagus sekaligus tidak bagus. Disatu sisi dapat meredam harapan kenaikan suku bunga tinggi dari FED. Tapi disatu sisi juga membuat ekonomi kacau.
Menurut Indeks Dolar As yang mengukur pantulan kembali atau greenback terhadap mata uang negara lainnya. Turun 0,13% pada angka 103,820. Indeks ini dijual pada bawah level tertinggi 20 tahun terakhir.
Baca juga : Harga minyak dunia terjun, jadi 110$ per barel
Pada tanggal 15 juni bulan ini mata uang dollar memang menguat sebab The FED menaikkan biaya peminjaman basis 75 poin dalam rangka menahan inflasi di negara AS.
Kondisi tidak menentu dan mengkhawatirkan ini memicu turunnya ekonomi global dunia. Tapi malah berikan sokongan kepada greenback dan memberikan persepsi keamanan dari aset dollar para investor di dunia.
Dollar AS Melemah, Tunjukan Warga Amerika Pesimis Terhadap FED
Menurut pembacaan terakhir bulan juni dari indeks sentimen konsumen Michigan university, mengatakan bahwa malah jatuh ke level terendah. Kondisi ini sesuai sesuai dengan fakta bahwa dollar AS melemah dari sebelumnya.
Kondisi ini jelas menunjukan bahwa warga AS lebih pesimis terhadap prospek ekonomi di tengah inflasi yang terjadi baru ini. Suasana suram itu membuat banyak investor mulai lebih berhati-hati dalam bertindak.
Banyak investor mulai melakukan evaluasi kembali atas aset dengan demonisasi dollar yang dimiliki. Sebab hal ini pasti akan membuat kerugian besar bila terjadi kenaikan suku bunga secara mendadak dari FED.
Banyak investor juga sudah memprediksikan bahwa terjadi peluang besar atas kenaikan suku bunga FED. Jadi memang Mereka jadi lebih berhati-hati dalam melakukan segala tindakan menyangkut aset dengan demonisasi dollar AS.
Sedangkan untuk mata uang utama di Europe GBP/USD malah mulai menguat ke dollar. Di mana naik 0,12% ke 1,2278$ AS. Sementara EUR/USD naik 0,05% ke $1,0559 menjelang forum penting dari ECB.
Sementara untuk negara powerfull asia terbaru China stagnan pada garis horizontal. Meski Shanghai sudah menyatakan menang atas wabah Covid-19. Kondisi ini tetap masih baik dari pada kondisi dollar AS melemah.