Euro Menguat Manfaatkan Pelemahan Dolar AS

Euro menguat manfaatkan pelemahan dolar AS. Para trader forex memborong mata uang risiko tinggi dan obligasi di tengah pelemahan Dolar AS, Selasa hari ini. Situasi ini menyusul perkembangan terbaru paket stimulus ekonomi AS dari Washington. Saat kabar ini diturunkan, Indeks Dolar AS (DXY) selip 0.4 persen ke 89.94.

House of Representatives AS mengadakan pemungutan suara kemarin, demi mendapatkan persetujuan untuk menaikkan jumlah bantuan sebanyak tiga kali lipat kepada para warga Amerika. Jumlah sebelumnya adalah $600, yang akan diajukan menjadi $2,000. Lalu, hasil pemungutan suara akan diserahkan kepada Senat untuk diambil voting kembali pada hari itu juga waktu setempat.

Menurut Elias Haddad, analis dari CBA, secara umum defisit neraca besar Amerika Serikat akan mengarah pada pelemahan Dolar AS. Di samping itu, valuasi menunjukkan bahwa masih banyak ruang bagi mata uang AS untuk menyesuaikan diri ke level yang lebih rendah.

Di samping itu, data yang dirilis oleh Commodity Futures Trading Commission (CFTC) kkemarin menunjukkan bahwa para trader menaikkan pertaruhan mereka terhadap Dolar AS dalam pekan yang berakhir tangga 21 Desember menjadi $26.6 miliar. Hal itu merupakan yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir menurut kalkulasi Reuters dan bisa juga dilihat dari volume transaksi para trader di broker forex terpercaya.

Faktor Pendukung Lain Bagi Bullish Euro

Selain karena kabar tersebut, Euro dan Pound juga menguat pasca pembukaan kembali London setelah liburan Natal di ahir tahun ini. Pasar Eropa masih mencerna hasil kesepakatan perdagangan Inggris-Uni Eropa pekan lalu. Walaupun kurang komprehensif, setidaknya kesepakatan tersebut menepis kemungkinan No Deal Brexit.

Adapun isu lain yang mengangkat bullish Euro adalah kesepakatan dagang China dengan Uni Eropa. EUR/USD naik 0.36 persen ke 1.2258, melanjutkan kenaikannya pada hari kemarin.

Euro Menguat

Menurut Bart Wakabayashi dari State Street Bank and Trust, perjanjian yang dicapai oleh Inggris dan Uni Eropa kemarin pada dasarnya bukanlah sesuatu yang esensial bagi pasar finansial. Oleh sebab itu, untuk ke depan, hal ini berpotensi sangat negatif bagi Inggris.

Tagged With :

Tinggalkan sebuah Komentar