Nada risiko global mengalami penguatan sepanjang sesi akhir Asia sampai sesi awal Eropa hari Kamis (8/10). Penguatan risiko ini telah membantu beberapa aset berisiko untuk mencatatkan kenaikan yang lebih tinggi lagi. Pada pasangan AUDUSD berhasil keluar dari kondisi stabil yang terjadi sepanjang sesi awal Asia. Risk on membantu AUDUSD melompat menuju ke puncak paling tinggi dalam dua pekan terakhir ke 0,7155.
Risk On Mendorong Aset Berisiko Bergerak Positif
baca juga disini : Menjadi IB dan Menghasilkan Uang Tanpa Harus Trading
Salah satu faktor yang menyebabkan nada risiko pasar global menguat adalah datang dari berita mengenai stimulus ekonomi AS. Kemarin Trump sempat menyatakan penolakan pada pembicaraan stimulus jumbo untuk fiskal antara Demokrat dan Republik. Apa yang dikatakan Trump sempat menyebabkan aset-aset berisiko global langsung tumbang karena kekhawatiran ekonomi AS.
Kemudian beberapa waktu terakhir berita positif meluas ketika Trump menekankan agar menyetujui beberapa stimulus. Namun stimulus ini terbatas hanya untuk maskapai penerbangan, bisnis skala kecil dan juga individu. Pasca berita ini meluas, aset berisiko langsung mencatatkan kenaikan yang mengesankan. Sementara itu mata uang Dolar AS harus rela mengalami pelemahan karena berkurangnya minat terhadap safe haven.
Beberapa aset di pasar ekuitas juga mengalami kenaikan setelah berita tersebut. Kontrak berjangka S&P 500 mampu mencatatkan kenaikan bersama dengan saham Asia Pasifik. Sementara itu aset safe haven global mengalami penurunan seperti Dolar AS dan juga Yen Jepang.
Nada pasar yang sangat positif juga berhasil membantu harga minyak mentah untuk mencatatkan kenaikan. Minyak mentah berjangka di WTI AS mampu mencetak kenaikan mengabaikan katalis negatif yang membebani. Katalis itu adalah laporan jumlah pasokan energi dari EIA AS yang mengalami kenaikan sampai ke 0,501 juta barel lebih tinggi dari prediksi awal di 0,294 juta barel.
GBPUSD Menunggu Pidato Gubernur BoE
Baca juga disini : Broker Forex Dengan Layanan Deposito/Wd Dengan Bank Lokal Indonesia
Ketika aset-aset global mencatatkan kenaikan yang sangat memuaskan, pergerakan GBPUSD hari ini justru masih dalam ruang yang sempat. Meski Poundsterling juga berhasil mencatatkan penguatan dan mengirimnya menuju ke puncak tertinggi harian di sekitar 1,2929 saat sesi awal Eropa.
Kenaikan Pound melawan Dolar AS terjadi ketika Dolar AS terus dalam tekanan karena risk off dan rilis risalah FOMC semalam. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku pasar dan investor di sekitar mata uang Poundsterling. Mengingat sebenarnya dari dalam negeri, Pound terbebani oleh banyak masalah.
Banyak yang sangat mengkhawatirkan langkah kebijakan lockdown nasional yang lebih ketat lagi di Inggris. Kemudian nada pesimis seputar Brexit juga bisa menyebabkan Poundsterling melemah meski sempat ada berita positif.
Mengenai Brexit yang pesimis terjadi meski akan ada pembicaraan pribadi yang berlangsung di London. Kepala Komiter Perikanan Parlemen Uni Eropa terus memberikan tekanan lebih besar lagi. Dilansir dari Reuters, Inggris membutuhkan negosiasi dengan Uni Eropa bahkan ketika keduanya tidak bisa membuat kesepakatan Brexit pada kesempatan ini.
Masalah pandemi virus Corona juga cukup membebani mata uang Poundsterling mengingat jumlahnya semakin besar. Inggris utara kemungkinan turut memberlakukan pembatasan aktivitas yang ketat pada Senin.
Secara luas GBPUSD mungkin akan tetap dalam kenaikan jika risk on terus mendominasi pergerakan di pasar global. Saham Asia Pasifik bersama dengan kontrak berjangka S&P 500 mampu mencetak pergerakan yang mengesankan.
Pergerakan selanjutnya Poundsterling akan fokus pada pidato yang akan disampaikan oleh Gubernur BoE Bailey. Pasar mengharapkan Bailey akan senada dengan ahli ekonomi BoE yaitu Andy Haldane. Tapi jika mengecewakan maka bisa menyebabkan Poundsterling Inggris dalam bias penjualan.
Tagged With : berita forex • forex hari ini