Indeks Dolar AS sepanjang sesi Asia mengalami kenaikan yang sangat mengesankan. Bahkan Dolar AS mampu menumbangkan beberapa lawan utamanya di pasar keuangan ketika penguatan berlangsung tadi pagi. Kenaikan pada tolak ukur kekuatan greenback ini mengabaikan nada penurunan yang terjadi di sekitar imbal hasil obligasi Treasury AS beberapa waktu terakhir.
Indeks Dolar AS Naik Menumbangkan Lawan Di Pasar Keuangan
baca juga disini : Cara Memulai Trading Forex Untuk Trader Pemula
Saat sesi Asia berlangsung indeks bergerak di sekitar 93,16 atau mengalami kenaikan sekitar 0,13%. Sementara itu imbal hasil obligasi Treasury AS dalam 10 tahun bergerak kehilangan dua basis poin menuju ke 0,75% akibat nada risk off pasar global. Sebenarnya pada kondisi normal penurunan di sekitar imbal hasil obligasi AS akan berdampak negatif terhadap Dolar AS. Namun saat ini semua itu diabaikan secara luas.
Nada kenaikan di sekitar safe haven Dolar AS mungkin mengambil bias penurunan pada aset-aset berisiko. Kontrak berjangka S&P 500 saat sesi Asia mencatatkan penurunan yang cukup signifikan akibat risk off yang mencapai 0,45%. Ada banyak sekali faktor yang membuat para pelaku pasar dan investor global memindahkan aset mereka ke dalam safe haven termasuk Dolar AS.
Salah satunya adanya meluasnya berita terbaru terkait dengan vaksin virus Corona. Salah satu vaksin yaitu Johnson and Johnson terpaksa harus menghentikan proses uji cobanya. Pasalnya pada salah satu relawan uji klinis, secara tiba-tiba terjangkit penyakit yang tidak dikenal. Secara otomatis penghentian uji klinis ini menyebabkan kekhawatiran kegagalan vaksin yang berdampak penghindaran risiko menguat.
Kemudian faktor lain adanya adanya konflik yang terjadi antara China dengan beberapa negara seperti Australia dan juga AS. Pasalnya baru-baru ini China memberlakukan larangan pada produk batubara asal Australia. Tentunya ini akan memancing kondisi perdagangan yang panas antara kedua negara yang sejatinya rekan dagang yang baik.
Lalu yang lebih mengkhawatirkan lagi, Chian menyampaikan kritikan atas satu langkah AS yang bisa memancing konflik AS-China kembali memanas. China mengkritik atas aksi penjualan oleh AS beberapa senjata canggih kepada Taiwan. Mengingat Taiwan sendiri diklaim China masih menjadi satu kesatuan dengan mereka.
Namun penguatan Dolar AS masih akan diancam oleh beberapa pembaharuan yang bisa sangat positif. Pembicaraan terkait dengan stimulus ekonomi AS akan terus menggerakan Dolar AS kedepannya. Kemudian berita mengenai vaksin juga tidak lupa akan diperhatikan.
Poundsterling Mengabaikan Data Ketika Ada Berita Brexit yang Positif
baca juga disini : Kelebihan dan Kelemahan Broke Hot Forex
Beberapa sata yang lalu, Kantor Statistika Nasional Inggris merilis data mengenai tingkat pengangguran resmi. Data ini dilaporkan dengan hasil yang cukup mengecewakan dan membuat ekonomi Inggris semakin mengkhawatirkan. Dilaporkan tingkat pengangguran Inggris melonjak sampai ke 4,5% untuk bulan Agustus. Data lebih suram dari prediksi awal di 4,3% dan laporan bulan sebelumnya di 4,1%.
Meski data cukup mengecewakan, namun pasangan mata uang GBPUSD tidak mengalami penurunan yang signifikan. Poundsterling mampu mempertahankan nilai tukar di sekitar 1,3050 saat sesi akhir Asia hari Selasa ini.
Mungkin salah satu pendukung mata uang Poundsterling Inggris adalah berita seputar pembicaraan Brexit. Sayangnya para pelaku pasar dan investor global akan terus berhati-hati karena akan ada banyak peristiwa utama yang menjadi penggerak Poundsterling. Diantaranya adalah KTT Uni Eropa yang semakin dekat dimana batas transisi Brexit juga semakin tipis.
Terlebih lagi Poundsterling masih harus menanggung beberapa beban yang cukup berat. Beban itu seperti sikap dovish yang ditampilkan oleh BoE, lonjakan kasus di Inggris dan juga politik yang bergejolak ketika penanganan pandemi mendapat banyak kecaman.