Saat sesi awal Eropa hari Senin ini (12/10) pasangan mata uang GBPUSD mencatatkan penurunan menuju ke nilai tukar 1,3030. Pelemahan permintaan mata uang Poundsterling telah menyebabkan pasangan menjauh dari puncak paling tinggi dalam lima pekan terakhir. Pasangan tetap dalam pelemahan meskipun sebenarnya di sisi lain Dolar AS juga sedang terbebani.
Poundsterling Melemah Setelah Risiko Hard Brexit Meningkat
baca juga disini : Berikut Daftar Broker Forex Terbaik 5 Digit Untuk Trader Indonesia
Salah satu beban yang sangat menyebabkan pasangan GBPUSD turun lebih dalam adalah masalah Brexit yang masih belum ada kepastian apapun. Kemudian ekonomi Inggris yang terbebani oleh masalah pandemi juga turut menyebabkan Pound melemah. Fokus para pelaku pasar dan investor mulai akan tertuju ke pidato dari BoE Bailey dan juga PM Boris Johnson.
Mengenai Brexit sebagai beban utama, antara Uni Eropa dan Inggris lagi-lagi tetap keras pada pendirian mereka. Padahal sebenarnya keduanya juga mengharapkan bisa terjadi kesepakatan Brexit. Karena sikap keras itulah pada akhirnya membuat pembicaraan terbaru harus mengalami kegagalan. Sementara itu jangka waktu masa transisi juga semakin dekat yaitu pada 15 Oktober mendatang.
Ketika mencoba menilai masalah Brexit ini, PM Boris menjalin pembicaraan dengan pimpinan kawasan Euro. Selain itu juga meminta kepada Kanser Jerman, Merkel yang merupakan presiden tertinggi kawasan untuk meredakan masalah hard Brexit.
Dilansir dari Reuters, pemerintah memberikan tekanan kepada bisnis agar mempersiapkan diri menjelang habisnya masa transisi 15 Oktober mendatang. Para pebisnis harus bisa menyiapkan pilihan jika memang antara Uni Eropa dan Inggris tidak bisa mencapai kesepakatan perdagangan.
Beban lain bagi mata uang Poundsterling Inggris adalah masalah pandemi virus Corona. Jumlah kasus sudah mencapai 590.000. kebijakan lockdown 3 lapis kemungkinan akan diberlakukan dan tentunya bisa mengancam aktivitas ekonomi di negara tersebut.
Pembicaraan terbaru antara PM Boris degan Uni Eropa akan terus diperhatikan sebagai petunjuk arah Brexit selanjutnya. Lalu pidato yang akan disampaikan oleh Gubernur BoE Bailey juga tidak akan luput dari perhatian.
Yuan China Bergerak Setelah PBoC Mengambil Kebijakan Seperti September 2017 Lalu
baca juga disini : Mengenal Dasar Forex Apa Itu Forex?
Pergerakan pasangan mata uang USDCNH di hari Senin ini sempat mencatatkan diri menuju ke titik paling tinggi dalam harian di sekitar 6,7414. Tapi meski begitu beberapa saat setelahnya kembali turun menuju ke 0,67170 dan masih mencatatkan kenaikan 0,38% saat sesi awal Asia. Salah satu katalis penggerak di sekitar USDCNH adalah adanya langka terbaru yang diambil dari bank sentral atau PBoC.
Pasalnya bagaimanapun penguatan Yuan China terhadap Dolar AS ke puncak dalam tahunan akan mengganggu aktivitas ekspor. Terlebih negara itu sangat mengandalkan pasar luar negeri untuk perekonomiannya. Melihat hal ini, PBoC beberapa saat yang lalu memutuskan untuk memberi kebebasan bagi lembaga keuangan agar tidak menyisihkan uang tunai ketika membeli uang asing bagi klien melalui forward.
Apa yang diambil oleh PBoC ini merupakan sebuah strategi yang sama seperti pada September 2017 lalu. Pasca kebijakan 2017 lalu, nilai tukar mata uang Yuan China langsung melemah 2% tiga pekan setelah kebijakan efektif.
Dilansir dari China Finance, Gubernur PBoC Yi Gang tidak akan mengambil kebijakan moneter seperti negara lainnya. Dia akan fokus ke harga konsumen dan nilai tukar agar terus stabil dan membantu menjaga momentum pemulihan.
Dari sisi lain Dolar AS juga sedang dalam dinamika yang besar. Karena Trump mengajukan dana stimulus senilai 1,8 Triliun sebagai jalan tengah ketika 2,2 Triliun menerima penolakan. Meski Nancy Pelosi menolak pengajuan dana itu, semua dinamika stimulus akan tetap menjadi fokus.