Berita ekonomi mata uang Yen Jepang mencatatkan pelemahan yang signifikan melawan Dolar AS saat sesi Asia masih berlangsung di hari Senin (26/10). Permintaan Yen Jepang merosot ketika ada laporan yang mengatakan bahwa bank sentral Jepang atau BoJ akan memotong proyeksi pertumbuhan ekonominya. Meskipun pasca meluasnya berita itu, Yen Jepang tampak berhasil stabil dan mulai melemah beberapa jam setelahnya.
Yen Jepang Melemah Setelah Laporan Pemotongan Proyeksi Ekonomi Oleh BoJ
Dilansir dari Reuters pada laporan pekan lalu, saat ini tingkat pertumbuhan perekonomian Jepang lebih lemah daripada yang terlihat tiga pekan sebelumnya. Mata uang Yen Jepang sempat berhasil bertahan dari nada pelemahan yang tajam pasca berita itu. Namun setelah itu nada penjualan mulai terlihat dan membawa pasangan USDJPY melompat ke puncak tertinggi dalam pergerakan harian.
baca juga disini : Bisnis Forex Menjadi Solusi Yang Ideal Saat Kondisi Pandemi Corona.
Bank sentral Jepang diprediksi baru akan memangkas proyeksi perekonomiannya pada pertemuan kebijakan moneter pekan ini. Namun pada pertemuan itu juga diprediksi BoJ tidak akan memberlakukan pelonggaran kebijakan yang lebih ekstrim lagi. Mungkin prediksi ini yang menyebabkan nada penjualan Yen Jepang sempat tertunda beberapa saat.
Meski saat ini sedang dalam penjualan yang berat, pelemahan Yen Jepang yang lebih dalam mungkin sedikit sulit. Karena sifatnya sebagai mata uang penghindaran risiko, membuat pembelian masih akan tetap berlaku. Alasannya adalah karena pandemi virus Corona di beberapa negara masih sangat mengkhawatirkan sekali.
Kawasan Eropa dan juga Amerika Serikat masih menjadi negara yang melaporkan kenaikan kasus sangat besar. Bahkan Perancis melaporkan penambahan kasus yang sangat besar sampai hari Minggu kemarin yaitu mencapai 50.000 kasus baru. Amerika Serikat juga mengatakan ada penambahan kasus besar dalam kurun waktu dua hari saja.
Ketika melihat semua kondisi ini, WHO mengatakan ada beberapa negara yang sedang dalam kondisi bahaya. Karena mereka memiliki penambahan aksus yang besar dengan kapasitas rumah sakit yang sudah penuh. Terlebih menjelang musim dingin ini, persebaran virus Corona akan sangat menakutkan. Musim dingin akan mempermudah manusia terkena flu dan bisa juga flu akibat virus Corona. Kekhawatiran ini masih bisa menjaga Yen Jepang untuk dalam nada pembelian.
Euro Tertekan Akibat Lonjakan Kasus Virus Corona

baca juga disini : Mengenal Secara Lebih Dalam Perbedaan Trading Forex dan Saham
Seperti berita sebelumnya, Eropa menjadi salah satu kawasan dengan penambahan kasus yang sangat besar sekali. Bahkan ketika kasus terus bertambah, beberapa negara anggota sudah menerapkan kembali pembatasan aktivitas untuk bisa membatasi persebaran virus. Saat ini ekonomi kawasan Euro terancam akan resesi double-dip. Euro melemah tajam ketika ekonomi Eropa sangat terpukul seperti saat ini.
Dilansir dari Bloomberg, saat ini Italia sudah menyetujui pembatasan jam aktivitas bisnis dan menekankan agar warganya tidak keluar rumah. Bahkan mulai Senin pekan ini sampai 24 November, pemerintah memberlakukan lockdown untuk mengatasi pandemi virus Corona gelombang kedua. Selain itu negara anggota lain yang bergerak memberlakukan lockdown adalah Spanyol.
Kebijakan ini tentunya akan berdampak buruk bagi perekonomian negara-negara tersebut dan secara luas ke ekonomi kawasan Euro. Mata uang Euro juga terancam melemah ekstrim jika ekonomi kawasan ini terus dalam perlambatan yang suram.
Tekanan yang diterima oleh bank sentral Eropa untuk melangkah lebih maju pada pelonggaran moneter juga semakin besar lagi. Diprediksi ECB akan meningkatkan langkah pembelian obligasi pada Desember. Langkah ini bertujuan mengangkat inflasi yang saat ini berada di zona negatif.
Sehingga kondisi terbaru dari kawasan tersebut tentunya akan terus diawasi oleh ECB. Semnetara itu pasar juga akan mengawasi apa saja peluang kebijakan yang bisa diambil oleh ECB dan bisa menggerakkan mata uang Euro.