Harga Rupiah Turun, Data Inflasi AS Beri Pengaruh Besar

Harga Rupiah TurunHarga rupiah turun hingga 129 poin pada perdagangan awal minggu ini. Kondisi ini berlanjut usai sebelumnya juga mengalami pelemahan sebesar 130 poin pada perdagangan akhir minggu sebelumnya.

Penurunan tersebut mencapai angka Rp. 14.682 dari angka sebelumnya yang mencapai Rp. 14.553. Tentunya untuk perdagangan di hari ini diperkirakan tutup di angka yang melemah juga.

Menurut Direktur Pt. TRFX Garuda Berjangka yaitu Ibrahim Assuaibi, pelemahan di perdagangan hari ini kemungkinan di angka Rp. 14.670 hingga Rp. 14.730. Tentunya penurunan ini bisa saja terus berlanjut.

Para pengamat forex memprediksi adanya harga rupiah turun terhadap dolar AS disebabkan oleh faktor tertentu. Salah satunya dikarenakan data inflasi AS yang mulai panas dan berpengaruh besar.

Selain itu, adanya bank sentral yang meningkatkan suku bunga acuan juga memberikan pengaruh. Hal ini dikarenakan mendorong adanya imbal hasil Treasury AS yang naik ke level tertinggi.

Harga Rupiah Turun yang Berpengaruh

Ibrahim juga memberikan penjelasan bahwa adanya rilis data inflasi AS pada penutupan perdagangan minggu lalu memberikan pengaruh. Di mana, indeks harga konsumen naik hingga 8,6 persen membuat harga rupiah menjadi turun.

Kondisi ini membuat kekhawatiran para investor terkait resensi semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh adanya pengetatan kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh Federal Reserve dalam waktu dekat.

Baca juga : Harga emas melesat, begini beberapa faktor penyebabnya

Adanya upaya dari bank sentral untuk menaikkan suku bunga akan dilakukan di minggu ini. Tujuannya adalah untuk mengurangi inflasi yang terjadi di Amerika Serikat dan berpengaruh ke perdagangan global.

Harga rupiah turun juga dipengaruhi oleh perkiraan Federal Reserve dan Bank of England yang akan menaikkan suku bunga. Bank of Japan menjadi harapan perubahan yang tidak menaikkan suku bunga.

Selain itu, adanya kekhawatiran terkait penurunan ekonomi para investor, Beijing sudah mengumumkan tiga putaran pengujian massal. Hal ini berkaitan dengan wabah Covid-19 baru yang sudah mulai muncul.

Dari dalam negeri sendiri, Presiden Joko Widodo mengklaim bahwa Indonesia masih dapat mengendalikan inflasi. Hal ini menjadi sinyal positif untuk mengembalikan posisi harga rupiah turun akibat inflasi.

 

Tinggalkan sebuah Komentar