Indeks dolar AS melemah kembali pada perdagangan di hari Rabu kemarin. Indeks dolar melemah kembali dari level tertinggi 20 tahun setelah euro rebound di hari yang sama.
Reboundnya euro mampu menembus paritas pada akhir perdagangan hari Rabu kemarin. Hal ini membuat nilai dolar AS melemah setelah data hari Rabu menunjukkan inflasi harga konsumen AS.
Inflasi harga konsumen AS melonjak menuju level tertinggi 40 tahun pada Juni. Kondisi ini membuat indeks dolar AS melemah pada perdagangan usai rilisnya data inflasi di Amerika Serikat.
Baca juga : Harga emas jatuh, tekanan dolar as jelang rilis data inflasi
Pada bulan Juni inflasi AS melonjak hingga mencapai 9,1 persen. Kenaikan ini adalah yang terbesar lebih dari empat dekade dan memberikan dampak pada perdagangan lainnya.
Kondisi tersebut membuat orang Amerika mampu merogoh kocek lebih dalam untuk membayar bensin, makanan, perawatan kesehatan dan juga sewa yang ada di negara tersebut saat kondisi dolar AS melemah.
Indeks Dolar AS Melemah
Terkait penurunan harga dolar AS ini disoroti oleh Kepala Investasi Independent Advisor Alliance bernama Chris Zaccarelli. Ia menyebutkan angka inflasi yang terjadi begitu tinggi hingga indeks mata uang dolar AS melemah.
Nilai euro menguat pada perdagangan terakhir di angka 1,0061 dolar. Hal ini dikarenakan mata uang tunggal dipandang memiliki dukungan lebih di area satu dolar sehingga lebih mudah meningkat.
Nilai indeks dolar AS mencapai 108,59 dan menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2002. Angka tersebut diperoleh sebelum jatuh kembali ke angka 107,95 pada perdagangan mata uang dunia berikutnya.
Indeks dolar AS melemah dikarenakan kekhawatiran tentang prospek Eropa yang telah meningkat. Bahkan, peningkatan ini sejak pipa tunggal terbesar yang membawa gas Rusia menuju Jerman.
Terkait hal tersebut, maka pemerintah, pasar dan juga perusahaan khawatir penutupan mungkin diperpanjang karena adanya perang Ukraina. Federal Reserve juga memperkirakan kenaikan suku bunga jauh lebih tinggi.
Para pedagang meningkatkan taruhan setelah rilisnya data inflasi yang menunjukkan bank sentral AS menaikkan suku bunga. Hal ini juga menjadi faktor indeks dolar AS melemah pada perdagangan di hari kemarin.