Indeks Dollar AS Turun Merespon Sinyal Perlambatan Inflasi

Indeks dollar AS Turun pada Jumat Minggu kemarin tanggal 30 Juni 2023, mata uang asal Amerika Serikat ini akhirnya merespon sinyal dari perlambatan inflasi dunia. Salah satu dari penyebab menurunnya nilai indeks mata uang ini disebabkan karena terjadinya perlambatan inflasi, khususnya negara Amerika Serikat.

Indeks dollar AS turun

Sebaliknya rival dari mata uang Amerika Serikat yang biasa disingkat menjadi USD, yaitu Poundsterling atau biasa disingkat menjadi GBP mengalami peningkatan nilai miliknya. Salah satu penyebabnya disinyalir karena terdapat peningkatan pada imbal hasil obligasi milik negara Inggris.

Menurut Federal Reverse selaku bank sentral negara Amerika Serikat, nilai inflasi AS telah mengalami pengeluaran konsumsi pribadi atau PCE yang melambat. Nilainya mengalami perlambatan hingga mencapai 3,9% YoY pada sekitar bulan Mei 2023 lalu, dibandingkan dengan nilai pada bulan April 2023.

Dengan adanya inflasi PCE inti membuat indeks dollar AS turun, bahkan beberapa ekonom sudah menghilangkan berbagai pembiayaan seperti makanan dan energi. Namun mereka mengharapkan nilai tetap berada pada angka 4,7%, tetapi kenyataan membuat nilainya mencapai 4,6%.

Walaupun sempat meningkat karena kebijakan suku bunga yang diterapkan oleh federal reverse sebelumnya, namun pada saat ini nilainya mengalami penurunan. Bahkan terakhir mata uang ini juga mengalami penurunan sebesar 0,19% sehingga nilainya bertahan pada angka 103,13 saja.

Indeks Dollar AS Turun Akibat Data Inflasi

Berbagai sumber menyatakan bahwa adanya data inflasi saat ini, membuat nilai indeks dari USD mengalami sedikit penurunan. Namun berbanding terbalik dengan GBP yang mengalami peningkatan di tengah menurunnya nilai USD tersebut, hal ini menyebabkan GBP sangat pantas untuk ditransaksi melalui broker trading terpercaya.

Data sterling terakhir menyatakan bahwa nilai dari USD naik sekitar 0,55% pada titik 1,268, sehingga ditetapkan mengalami kenaikan bulanan sebesar 1,9%. Namun berbeda dengan GBP karena menurut Bank of England, negara inggris menerima imbal hasil obligasi sebesar hingga mencapai 5,27%.

Indeks dollar AS turun setelah Bank of England juga ikut meningkatkan suku bunga banknya, bahkan pada minggu lalu bank of England meningkatkan nilai suku bunga bank miliknya hingga mencapai 5%. Hal tersebut merupakan kenaikan terbesar sejak kekacauan fiskal terdahulu.

Berdasar informasi tersebut ekonom relawan reuters menggelar beberapa survei, bahwa sterling naik 4,9% pada USD di tahun ini. Namun mulai banyak analis mempertanyakan hal tersebut pada saat ini.

Pasalnya pada kemarin Jumat nilai indeks dari USD menurun, berbeda dengan hasil pernyataan ekonom reuters sebelumnya. Apakah nilai dapat berlanjut karena beban bunga yang sangat tinggi tersebut.

Pada perkiraan perdagangan di aximtrade beberapa analis menyatakan USD akan bertambah menguat, jika pemerintah memperhatikan dan mencermati sentiment kenaikan suku bunga maka indeks dollar AS turun tidak terjadi.

 

 

Tinggalkan sebuah Komentar