Kondisi Ekonomi Global Berisiko, Perlu Tetap Waspada

Kondisi ekonomi global berisiko yang diakibatkan oleh beberapa kasus dunia. Hal ini disampaikan langsung oleh Febrio Kacaribu yang merupakan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan.

Kondisi Ekonomi Global

Menurutnya beberapa tantangan sedang dihadapi oleh dunia dalam melakukan pertumbuhan ekonomi global. Beberapa di antaranya karena adanya pandemi Covid-19 dan dampak usai perang Rusia dengan Ukraina.

Febrio juga menyampaikan bahwa seluruh negara di dunia dalam kondisi yang berisiko untuk harga komoditas global yang meningkat. Bahkan, hal ini diperkirakan jika perang Rusia dengan Ukraina berkepanjangan.

Baca juga ; Kabar buruk, nilai rupiah melemah terhadap dolar as

Ekonomi global berisiko perlu diwaspadai pada pertumbuhan ekonomi global yang tidak dapat diprediksi. Adanya perang Rusia dan Ukraina juga berdampak kepanjangan pada pertumbuhan ekonomi sehingga menambah beban pemulihan ekonomi.

Menurut Febrio, OECD juga sudah menyampaikan jika perang terjadi berkepanjangan akan adanya penurunan pertumbuhan ekonomi global mencapai 1 persen. Selain itu, inflasi juga bisa meningkat hingga 2,5 persen.

Kondisi Ekonomi Global Berisiko

Untuk masalah ini, sektor perdagangan yang paling merasakan dampaknya. Hal ini dikarenakan terlihat sudah mulai adanya peningkatan harga komoditas di seluruh dunia yang menyulitkan perdagangan.

Ekonomi global berisiko berada di bawah tekanan yang dapat mempengaruhi proses suplai dari tahun sebelumnya. Kondisi ini akan sangat terasa dampaknya bagi negara dengan penghasilan rendah dan negara miskin.

Hal ini dikarenakan kondisi saat ini dunia sedang dihadapkan pada kondisi kenaikan harga pangan, value chain dan energi. Ketiga hal ini sangat berpengaruh pada kestabilan ekonomi bagi beberapa negara.

Tidak hanya itu, ekonomi global berisiko juga pada iklim investasi di berbagai negara. Hal ini dikarenakan yang menjadi patokan adalah kestabilan ekonomi serta kondisi makro ekonomi.

Sementara itu, pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi antara 5,3 persen hingga 5,9 persen. Tidak hanya itu, inflasi juga diprediksi akan menyentuh pada angka 4 persen.

Tentunya asumsi pertumbuhan ekonomi tersebut sudah dipertimbangkan dengan berbagai risiko. Selain itu, potensi pemulihan ekonomi juga sudah diperhatikan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tahun depan.

Kondisi ini membuat kita harus selalu waspada dengan perubahan kondisi ekonomi dunia. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi global berisiko pada pertumbuhan ekonomi nasional yang tidak bisa diprediksi arusnya.

 

 

Tinggalkan sebuah Komentar