Kurs Dolar mengalami penurunan atau sedikit pelemahan tipis, hari ini tanggal 04 Desember, sebagian mata uang di berbagai negara mengalami penguatan terhadap kurs dolar AS termasuk dengan Rupiah. Jelang penutupan pada perdagangan hari ini, Rupiah semakin perkasa dan kokoh di level Rp 14.107 per dolar AS. Penguatan ini pun nilai persentasenya adalah 0,23% dibandingkan dengan penutupan yang terjadi sebelumnya hanya di level Rp 14.140 per dolarnya.
Mata Uang di Wilayah Asia Menguat Seiring Dengan Pelemahan Kurs Dolar AS
Adanya penguatan mata uang Rupiah terhadap kurs Dolar AS ini berjalan searah dengan beberapa mata yang lainnya di kawasan Asia. Sampai pada pukul 14.00 WIB ini, satu-satunya mata uang yang ada di dalam zona merah hanya mata uang Yen Jepang yang bergerak melemah terhadap The Greenback dengan nominal 0,03%. Sementara itu, mata uang yang memiliki nilai penguatan paling besar di wilayah Asia sampai sekarang masih dikuasai oleh won Korea setelah ditutup dengan penguatan pada persentase 1,36%.
Kemudian mata uang lain yang mengalami penguatan lainnya adalah Ringgit Malaysia dan juga dolar Taiwan yang keduanya masing-masing terapresiasi dengan persentase kenaikan 0,32% dan juga 0,31% pada tengah hari. Kemudian Rupee India pun juga mengalami penguatan dengan persentase 0,21% dan Dolar Singapura juga menyusul dengan persentase 0,20%. Yuan China pun juga mengalami peningkatan terhadap dolar AS dengan persentase senilai 0,14%. Baht Thailand pun juga meningkat dengan persentase 0,11%.
Peso Filipina pun turut meningkat dengan persentase 0,05% sementara Hongkong juga turut menguat meskipun tipis yaitu sekitar 0,0001% siang hari ini. Melemahnya dolar AS ini juga menguntungkan mata uang Euro. Euro mampu bertahan pada level $1.21 dan ini merupakan kali pertama sejak tahun 2018 musim semi yang lalu terlepas dari adanya kenyataan bahwa sekitar seminggu lagi Bank Sentral Eropa atau ECB diprediksi menambahkan banyak lagi stimulus kebijakan.
Indeks Dolar AS melacak greenback pada mata uang negara yang lainnya mengalami peningkatan tipis dengan persentase 0,03% yaitu sekitar 90,688. Indeks ini pun telah mengalami penurunan bahkan sekitar 12% dari level yang tertinggi tiga tahun lalu yaitu 102.990 menuju level yang paling rendah 2,5 tahun pada level 90.504 hari ini. Jumlah kasus virus Corona yang semakin meningkat dengan penguncian sudah gagal adanya mengubah investor menuju aset safe-haven. Investor melakukan taruhan lebih banyak untuk dukungan pemerintah baik melalui pengeluaran fiskal maupun pelonggaran moneter.
Adanya paket untuk bantuan Covid-19 dengan nominal $908 miliar telah menarik Kongres hari ini. The Fed pun juga sangat diharapkan mampu memperluas seluruh program dari pembelian obligasi. ECB dan juga Fed direncanakan untuk bertemu dalam suatu pertemuan kebijakan minggu berikutnya. Saat ini investor lebih fokus untuk melihat seluruh data pekerjaan di AS termasuk dengan gaji manufaktur di bulan November dengan gaji non pertanian guna memulihkan kurs dolar AS dan perekonomian disana dari Corona.