Aktivitas manufaktur AS menampilkan kenaikan sepanjang enam bulan terakhir. Pemulihan dalam sektor pabrikan ini masih berkelanjutan di tengah pandemi, bahkan memicu kondisi inflasi terkuat bagi para produsen barang-barang sejak tahun 2011.
Data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur yang dirilis oleh IHS Markit malam ini menunjukkan kenaikan yang tipis untuk bulan Desember 2020. Dalam grafik di bawah ini, tampak bahwa PMI Manufaktur AS Final memang naik dari 56.5 (preliminary) menjadi 57.1 di akhir tahun lalu.
Jika dibandingkan dengan perolehan di bulan November yang 56.7, maka bulan Desember lalu adalah yang PMI Manufaktur AS yang terbaik dalam satu tahun. Pertumbuhan produksi masih cukup prima, bahkan mencapai yang terkuat sejak bulan Maret 2015 meskipun sempat tergelincir di bulan November.
Kendati demikian, Chris Williamson, Kepala Ekonom Markits mengungkapkan bahwa pemulihan aktivitas manufaktur yang terjadi ini tidak merata di semua sektor. Para produsen barang-barang konsumen mendapati arus order melemah seiring dengan lonjakan infeksi virus Corona. Sedangkan para produsen permesinan dan peralatan justru membukukan permintaan yang besar.
“Di tengah kemerosotan yang signifikan dalam kinerja vendor, beban biaya, dan harga jual melonjak, karena perusahaan berusaha untuk memberikan sebagian harga input yang lebih tinggi,” tulis IHS Markit. “Namun, ekspektasi output sedikit melambat, karena lonjakan pasca pemilihan (presiden) mereda dan kasus virus melonjak sekali lagi.”
Minat Risiko Menyala, Dolar AS Melemah
Rilis data manufaktur tersebut agaknya tak berkesan bagi Dolar AS. Greenback membuka hari kerja 2021 ini dengan pelemahan terhadap mata uang-mata uang mayor lain, karena tingginya minat pasar terhadap mata uang-mata uang risiko tinggi. Dolar AS juga melemah terhadap Yuan China sehingga mendorong naik mata uang Tiongkok tersebut ke level tinggi dua setengah tahun. Indeks Dolar AS hari Senin ini diperdagangkan di 89.78, turun 0.16 persen dari sebelumnya.