Mata Uang Asia Meningkat, Dollar Lemah Akibat Inflasi PCE

Beberapa mata uang Asia meningkat dalam beberapa minggu terakhir, bahkan pada awal perdagangan minggu ini sebagian besar mengalami kenaikan nilai tukarnya terhadap USD. Hal ini merupakan kabar bagus bagi Anda yang berinvestasi menggunakan broker forex spread rendah karena nilai investasi kembali menguat.

Mata Uang Asia Meningkat, Dollar Tergelincir Akibat Inflasi PCE

Salah satu penyebab mengapa USD menurun pada beberapa hari terakhir disebabkan dengan adanya tingkat inflasi AS yang cukup tinggi, hal tersebut menyebabkan federal reverse selaku bank sentral dari Amerika Serikat untuk mengurangi sikapnya terhadap kenaikan suku bunga bank pada saat ini.

Mata Uang Asia Meningkat Lampaui Ekpektasi

Karena mata uang Asia meningkat menyebabkan federal reverse kini lebih mengutamakan fokus untuk beralih kepada lebih banyak instrument ekonomi di Amerika Serikat. Salah satu penyebab utamanya disebabkan dengan adanya indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi atau biasa disingkat menjadi PCE.

PCE sendiri digunakan oleh federal reverse sebagai salah satu pengukur inflasi di Amerika Serikat, namun hasil yang terjadi diluar harapan the fed. Hal ini menyebabkan beberapa indeks perdagangan bersifat sideways, namun perlahan melemah dalam sesi Asia hingga sebesar 0,4%.

Kerugian USD tersebut menguntungkan sebagian besar mata uang lainnya, khususnya bagi mata uang yang dimiliki oleh sebagian besar negara Asia. Terlebih sebagian besar pelaku pasar masih memprediksi bahwa the fed akan meningkatkan suku bunganya pada bulan Juli.

Yuan China (CHY) merupakan salah satu mata uang Asia yang juga terdampak mengalami peningkatan akibat menurunnya nilai USD beberapa hari terakhir. Bahkan beberapa survei swasta menyatakan bahwa CHY mengalami peningkatan sebesar 0,1% dari pertumbuhan berbagai sektor.

CHY diuntungkan oleh beberapa penetapan kurs tengah harian yang menjadi lebih kuat diluar ekspektasi oleh People Bank of China. Namun walaupun CHY sebagai mata uang Asia meningkat masih tertahan dengan level terendah selama tujuh bulan sebelumnya.

Salah satu penyebab utamanya terletak pada berbagai prospek ekonomi dalam negara tirai bambu tersebut. Terlebih karena prospek penurunan suku bunga bank lanjutan yang membuat CHY makin meredup.

Berbeda dengan CHY Yen Jepang (JPY) juga mengalami peningkatan sebesar 0,2%, bahkan beberapa mata uang Asia meningkat seperti Korean won (KRW) juga meningkatkan nilainya sebesar 0,5%.

Rupee India juga mengalami kenaikan nilai hingga mencapai 0,3%, mendekati level tertinggi dari dua bulan sebelumnya. Hal tersebut menandakan meningkatnya sentimen ekonomi pada negara Asia.

Dengan menurunnya nilai tukar USD pada sesi perdagangan pasar Asia saat ini, menyebabkan beberapa mata uang Asia meningkat dan dinilai positif pantau di aximtrade indonesia.

 

Tinggalkan sebuah Komentar