Mata Uang Asia Naik Pada Ekspektasi Fed dan Plafon Hutang

Sejumlah mata uang Asia berhasil merangkak naik pada Kamis (1/6). Sementara itu dolar Amerika Serikat justru mengalami penurunan setelah statement dari pejabat the Fed yang mengungkapkan sinyal jeda kebijakan.

Mata Uang Asia Melonjak Pada Ekspektasi Fed dan Plafon Hutang

Di mana hal itu tepat pada siklus naiknya suku bunga pada bulan Juni ini. Pasar sendiri juga sedikit mendapatkan bantuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat yang memberikan suara dukungan RUU.

 

Agar naikkan plafon hutang serta cegah kegagalan pembayaran AS serta RUU tersebut sekarang ini juga sedang dalam proses voting tahap akhir. Hal tersebut dilakukan tepatnya pada Senat di akhir minggu nanti.

 

Permasalahan itu terjadi saat akan memasuki jatuh tempo waktu gagal bayar hutang AS, tepatnya 5 Juni. Masalah ini yang membuat pasar menjadi gelisah selama satu minggu belakangan.

 

Pergerakan Mata Uang Asia

Berdasarkan laporan dar analisis broker trading pro, Yuan Cina mengalami kenaikan 0,2% dan itu menandakan rebound dari level terendahnya selama 6 bulan. Setelah survei swasta memperlihatkan kegiatan manufaktur Cina tumbuh baik dari perkiraan selama Mei.

 

Data tersebut ternyata berbeda dengan survei resmi, di mana memperlihatkan kontraksi berkelanjutan pada manufaktur terbesar Cina. Walaupun perbedaan itu bisa dihubungkan dengan bedanya cakupan yang diambil kedua survei.

 

Namun tetap saja kekhawatiran mengenai keterlambatan perekonomian China tetap ada. Dilihat dari web broker forex indonesia, penetapan mata uang Yuan juga melemah dan tertekan selama beberapa minggu.

 

Ada juga kurs Asia lain yang juga naik karena diuntungkan oleh melemahnya dolar AS. Ketika Patrick Harker, presiden Fed Pholadelphia menyampaikan jika kenaikan suku bunga dilewatkan pada meeting 14 Juni.

 

Sehingga bisa berikan lebih banyak waktu untuk bank agar mempertimbangkan lagi keputusan mengenai suku bunga mendatang. Won Korea Selatan naik 0,1% walaupun lanjutannya ditahan data impor ekspor yang melemah.

 

Bukan Mei, kegiatan manufaktor KorSel juga kontraksi. Sementara mata uang Asia Yen Jepang tetap flat namun diperjualbelikan jauh di atas level terendahnya terhadap dolar selama 6 bulan.

 

Data belanja modal lebih tinggi dari prediksi dikuartal pertama dan itu tunjukkan peluang revisi ke atas pada PDB dalam periode itu. Untuk Dolar Australia pangkas kerugian awal.

 

Indeks dolar dan berjangka keduanya turun 0,1% pada perdagangan Asia. Prospek suku bunga Fed yang masih tinggi membebani pasar dan mata uang Asia sepanjang tahun kemarin dan batasi kenaikan.

 

 

Tinggalkan sebuah Komentar