Mata uang Rusia mengalami penurunan sangat drastis ke rekor terendah baru. Sejak awal tahun, Rubel sudah kehilangan hampir 50% nilanya terhadap greenback. Semenjak telah menginvasi Ukraina, kerugiannya semakin meningkat tajam.
Sebuah langkah yang memicu adanya sanksi besar-besaran dari berbagai pemerintahan di seluruh penjuru dunia. Antara lain seperti pemerintahan di Eropa, Australia dan juga berbagai Negara lainnya.
Baca juga : Rusia pakai Yuan sebagai solusi ditengah sanksi global
Bid Rubel terindikasi sejauh 150 terhadap Dollar Amerika, usai ditutup pada 121,037. Pada platform trading EBS, Rubel melemah sejauh 160 terhadap Dollar Amerika atau lebih dari 22%.
Menurunnya Mata Uang Rusia
Rubel terus mengalami penurunan sangat drastis. Bahkan baru-baru ini diperdagangkan di 145, turun 14,5%. Spread bid/ask antara 7 dan juga 15 sen, menunjukkan kondisi pasar yang semakin tidak liquid.
Bahkan, perdagangan di bursa MOEX Moskow dijadwalkan akan ditutup sementara waktu hingga Hari Rabu nanti. Sebetulnya penutupan bursa tersebut disebabkan karena memang hari libur Bank.
Pembatasan yang terjadi di sana, perusahaan dan individu penting, pemberi pinjaman serta tindakan balasan Moskow. Telah memangkas aset Rusia dari pasar global dan mempersulit investor untuk memperdagangkan sekuritas apapun.
Analisis senior Swissquote, Ipek Ozkardeskaya bahkan mengatakan bahwa masa depan mata uang Rusia tidak akan cerah. Ada berbagai macam kemungkinan yang akan membebani mata uang tersebut.
Antara lain seperti kombinasi sanksi berat, peningkatan resiko gagal bayar. Serta insentif untuk melakukan divestasi dari aset berdenominasi rubel. Saham terakhir diperdagangkan bulan lalu di Moskow.
ETF dari Rusia dan perusahaan yang terpapar akan dihentikan pada hari Jum’at setelah turun hampir 80% di tahun ini. Perdagangan pada utang berdenominasi dolar dan mata uang Rusia hampir terhenti.
Data IHS Markit menunjukkan swap default kredit 5 tahun di Rusia melonjak ke 2.757 basis poin. Dibanding dengan 1.725 basis poin. Kepala penelitian EM global, Gabriel Sterne bahkan mengatakan.
Dengan harga Rusia pada obligasi Euro kurang lebih 20. Itu akan berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Dan juga tidak ada yang ingin disangkut pautkan dengan Rubel.
Rusia menyebut tindakannya ke Ukraina adalah sebuah operasi khusus. Runtuhnya rubel tersebut juga telah memukul rata volume perdagangan global. Omset mata uang Rusia di EBS turun lebih dari 80%.