Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa nilai ekspor Indonesia mengalami penurunan. Tidak tanggung-tanggung, penurunan ini mencapai angka 5,63 persen menjadi 20,76 miliar.
Amalia Adininggar Widyasanti selaku Pelaksana Tugas Kepala BPS menjelaskan bahwa nilai ekspornya Indonesia mengalami penurunan. Di mana secara tahunan atau year on year telah turun sebesar 16,17 persen.
Amalia menjelaskan dalam konferensi pers Rilis Berita Statistik bahwa penurunan tersebut didorong oleh penurunan ekspor non migas. Selain itu, kontraksi tersebut juga didorong oleh tren sejak awal tahun.
Terutama oleh harga-harga komoditas unggulan di pasar global karena relatif rendah dibanding tahun lalu. Sehingga tidak aneh jika kemudian terdapat penurunan dari segi non migas sebagai akibatnya.
Nilai Ekspor Indonesia Turun, Migas Tetap Naik
Tercatat oleh data trading pro bahwa migas sudah mencapai angka 1,41 miliar dolar Amerika Serikat dalam ekspornya. Angka tersebut menunjukkan adanya kenaikan sebesar 6,54 persen dibanding bulan Agustus yang senilai 1,31 miliar dolar Amerika Serikat.
Berbeda dengan non migas yang turun, migas justru mengalami kenaikan dalam ekspornya. Hal tersebut karena minyak bumi mentah juga mengalami peningkatan sebesar 185,14 persen dalam ekspornya dibanding bulan sebelumnya.
Peningkatan terbesar nilai ekspor Indonesia terkait non migas sendiri ada pada September 2023 terhadap Agustus 2023. Yaitu pada besi dan baja sebesar 78,6 juta dolar Amerika Serikat atau setara dengan 3,51 persen.
Sedangkan rekor penurunan terbesar terjadi saat komoditas lemak serta minyak nabati/hewani sebesar 601,1 juta dolar Amerika Serikat (20,54 persen). Penurunan juga terjadi pada pakaian dan aksesoris sebanyak 48,45 persen.
Sehingga secara kumulatif, pada periode Januari-September 2023 nilai ekspor Indonesia telah mencapai 192,27 miliar dilar AS. Yang mana angka tersebut mengindikasikan penurunan 12,34 persen dari periode sebelumnya.
Broker forex terbaik harus memperhatikan isu ini dengan baik, apalagi mereka yang investornya memilih rupiah sebagai instrumen investasinya. Hal tersebut karena kegiatan ekspor sendiri bisa mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing.
Oleh karena itu, nilai ekspor Indonesia mencerminkan adanya aliran valuta asing yang masuk. Baik melalui transaksi jasa maupun barang sehingga menyebabkan bertambahnya jumlah valuta asing Indonesia sendiri.