Awal perdagangan pekan ini, tepatnya Senin (12/6/2023) dibuka dengan nilai tukar rupiah melemah tertekan hadapi dolar AS. Berkurang 56 poin menjadi level Rp14.896 per dolar AS.
Selain rupiah, berbagai mata uang Asia juga kompak masuk ke zona merah. Diantaranya ten Jepang, peso Filipina, Baht Thailand, Yuan Cina, hingga Won Korea Selatan.
Segepok Mata Uang Asia, Termasuk Nilai Tukar Rupiah Melemah Lawan Dolar AS
Ibrahim Assuabi, direktur Laba Forexindo Berjangka, perkirakan rupiah akan fluktuatif pada pembukaan pasar. Namun masih ada peluang untuk menguat. “Diperkiran akan bergerak kisaran Rp14.810 hingga Rp14.890 per USD” ungkap Ibrahim. octafx
Ibrahim dalam publikasi riset juga menyebutkan USD bergerak lebih tinggi dibandingkan mata uang lain, khususnya setelah turun tajam sesi sebelumnya. Hal ini dikarenakan pedagang yang mencari aman.
Mereka berlindung setelah data inflasi China menunjukkan pelemahan. Positifnya data ekonomi China memberi dorongan kepada safe haven dolar. Sebabkan berbagai mata uang asia, termasuk nilai tukar rupiah melemah hadapi USD.
Dimana inflasi konsumen China berkurang di Mei, dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu inflasi produsen juga berhasil turun, khususnya setelah laju tertajamnya dalam tujuh tahun terakhir.
Ibrahim Ungkapkan, “Perihal ini ikuti rangkaian pembacaan ekonomi China yang melemah, khususnya dua minggu belakangan”. Dirinya juga menyebutkan kondisi ini menunjukkan bahwa ekonomi terbesar kedua dunia sedang berjuang untuk pulih.
Safe haven dolar memperoleh dorongan dari data ekonomi China memang menjadi salah satu penyebab nilai tukar rupiah melemah terhadap USD. Termasuk juga pada berbagai mata uang lainnya di kawasan Asia.
Misalnya ada Yen Jepang yang alami pelemahan sampai 0,1%. Lainnya ada Peso Filipina, turun ke level 0,03%. Won Korea Selatan juga alami pelemahan sebanyak 0,14% terhadap USD.
Lebih lanjut pada daftar broker forex terpercaya juga memperlihatkan Baht Thailand yang melemah 0,29%. Begitu juga dengan mata uang terbesar kedua dunia, yaitu Yuan China alami pelemahan 0,2%.
Sementara mata uang Hong Kong terpantau masih stabil. Sedangkan dolar Singapura juga alami pelemahan, tepatnya sebesar 0,06%. Sementara itu nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar sebesar 0,38%.