Pergerakan Kurs Mata Uang Sejumlah Negara Hari Ini

Pergerakan kurs mata uang di hari Rabu 18 November 2020 ini, kurs Rupiah diprediksi kembali mengalami penguatan dalam perdagangan yang akan dibuka hari ini sampai penutupan karena berbagai macam sentimen atau faktor internal dan eksternal. Adanya sentimen risk-on atau minat untuk instrumen beresiko ini menjadikan kurs mata uang Rupiah memiliki peluang untuk mengalami penguatan untuk kali ketiga secara berturut-turut untuk pekan ini.

Pergerakan kurs mata uang

Baca juga disini : Broker Forex Internasional Dengan Layanan Depo/WD Menggunakan Bank Lokal

Seperti Apa Pergerakan Kurs Mata Uang di Hari Rabu 18 November 2020 Ini

Bhima Yudhistira sebagai ekonom Indef mengatakan jika pasar akan kembali bergairah setelah adanya progres daru vaksin Moderna yang juga menyusul vaksin Pfizer untuk tingkat keberhasilannya secara klinis. Kabar mengenai vaksin virus Covid-19 inilah yang juga mendorong para investor untuk dapat masuk ke pasar Indonesia ini. Di hari selasa tanggal 17 November kemarin, dana asin pun mencatat sudah melakukan pembelian bersih dengan nominal Rp 739 miliar untuk sesi kemarin.

Sementara sepanjang hari ini, Bhima pun juga memprediksi bahwa tren sentimen itu masih tetap terjaga karena salah satunya juga didukung oleh langkah dari empat gubernur di empat negara bagian Amerika Serikat yaitu Gubernur Ohio, Iowa, California dan New Jersey yang memiliki rencana untuk dapat mengambil tindakan pencegahan virus Covid-19 dengan menerapkan program social distancing yang jauh lebih ketat dibandingkan sebelumnya. Meskipun hal ini juga membuat konsumsi masyarakat AS lebih lambat, namun ini merupakan langkah yang lebih tegas.

Bahkan Rupiah diperkirakan bergerak menguat di rentang angka Rp 14.000 sampai dengan Rp 14.000 untuk hari ini setelah sehari sebelumnya, Rupiah ditutup menguat pada level 0,39%. Sementara itu, pair AUD/USD mengalami pelemahan pada level 0,7295 pada sesi Asia hari ini. PairĀ  kurs mata uang tersebut sepertinya bereaksi pada komentar Gubernur Philip Lowe baru-baru ini sekaligus hal ini pun mencetak adanya pelemahan yang beruntung selama dua hari ini. Itu juga dipengaruhi oleh penyebaran virus Corona.

Baca juga disini : Bisnis Milenial Tetap Stabil Dalam Kondisi Pandemi Covid 19

Selain melihat pentingnya pasaran Tiongkok atau China untuk Australia, Lowe pun juga mengatakan bahwa pemerintah dikatakan tepat untuk melakukan peminjaman yang mendukung perekonomian sekarang. Hal itu seolah membenarkan adanya langkah QE atau Pelonggaran Kuantitif RBA akhir-akhir ini sekaligus dengan adanya stimulus dari pemerintah. Bahkan New South Wales baru-baru ini pun juga memberikan program ekstensif adanya pemotongan atas pengeluaran dan juga pajak untuk tahun 2020 sampai 2021 sekitar AUD 15 miliar atau senilai 0.8% dari PDB.

Ini juga merupakan tambahan dari adanya stimulus dengan nilai AUD 160 miliar yang diberikan oleh pemerintah federal menurut grup perbankan Selandia Baru dan Perbankan Australia. Tokyo pun juga menerapkan kondisi siaga tertinggi akan virus Corona dan bergabung dengan pesimisme atas pandemi yang terjadi pada ekonomi Amerika Serikat dan Eropa. Dengan kata lain, pembukaan kurs mata uang Tokyo Nikkei 225 ini pun juga mengalami pelemahan dengan nilai 0,75%.

Tinggalkan sebuah Komentar