Rebound dolar AS turun sementara Wall Street reli di sesi perdagangan Jumat pagi. Para investor sedang mencerna laporan GDP AS yang melemah dan data klaim Pengangguran yang menurun dari minggu lalu. Mereka berharap, ekonomi dapat membaik ke depan meskipun kondisi trading saat ini sedang didorong oleh isu di media sosial.
Gejolak Di Wall Street, Saham GameStop Digoreng
Tiga perusahaan teknologi raksasa yakni Microsoft Corp, Amazon.com, dan Alphabet Inc menjadi pendorong terbesar bagi S&P 500 sehari setelah tiga indeks mayor AS menderita penurunan terbesar mereka dalam tiga bulan terakhir.
Platform trading onlone Robinhood dan Interactive Brokers membatasi perdagangan untuk saham-saham GameStop, BlackBerry, dan sejenisnya yang sahamnya melonjak minggu ini karena digoreng oleh rombongan pembeli saham retail amatiran.
Saham-saham GameStop jeblok hampir 68 persen begitu saja dari level penutupan Rabu kemarin, setelah sempat menyentuh $483 di awal sesi perdagangan. Saham (stocks) ditutup melemah 44 persen di $193.60. Dibandikan dengan beberapa pekan lalu yang masih di bawah $20, selisih harganya saat ini sangat signifikan.
Margin Calls para Hedge Funds akan semakin parah jika GameStop terus menanjak, demikian ungkap Thomas Hayes, analis dari Great Hill Capital LLC di New York. “Saat ia sedikit mundur, maka pasar dapat bernapas lega,” kata Hayes.
Bullish Dolar Mengendur
Sempat menguat dan mengabaikan pengumuman The Fed karena terkerek saham-saham tersebut, Dolar AS kini turun. Saat berita ini ditulis, Indeks Dolar (DXY) sudah tergelincir 0.12 persen dan diperdagangkan di 90.53. Para investor kembali memperhatikan data ekonomi AS untuk memprediksi Outlook ekonomi ke depan.
GDP AS tumbuh 4 persen di kuartal empat 2020 dalam basis tahunan, sesuai dengan perkiraan para analis. Level tersebut di bawah ekspektasi pertumbuhan 4.2 persen dan turun dari kuartal sebelumnya di 33 persen. Kendati demikian, sepanjang tahun 2020, ekonomi AS terkontraksi 3.5 persen dan menjadi kinerja pertumbuhan terburuk sejak perang dunia II.
Data lain yang menjadi pertimbangan para investor adalah pemulihan sektor ketenegakerjaan, yang mana Klaim Pengangguran AS ternyata lebih sedikit daripada perkiraan, yakni 847,000 dibanding ekspektas 875,000 pekan lalu.
Tagged With : Dolar AS