Retail Sales AS Kembali Loyo Gegara Corona, USD Tertekan

Retail sales AS kembali loyo gegara corona, USD tertekan. Penjualan Ritel (Retail Sales) Amerika Serikat kembali merosot di bulan November lalu. Para pengamat memperkirakan bahwa penyebabnya adalah penambahan kasus infeksi COVID-19 babak dua dan penurunan pemasukan masyarakat. Oleh sebab itu, sinyal akan perlambatan pemulihan ekonomi dari resesi karena pandemi, kembali mengemuka.

Retail Sales AS jeblok 1.1 persen bulan November lalu, demikian laporan Departemen Perdagangan yang dirilis pada hari Rabu malam ini. Data untuk bulan Oktober pun direvisi turun, yang mana penjualan ritel merosot 0.1 persen, bukannya naik 0.3 persen seperti yang dilaporkan sebelumnya. Penurunan di bulan Oktober merupakan yang pertama sejak bulan April, karena di bulan April, kebijakan pembatasan sosial ketat yang pertama kali melumpuhkan perekonomian.

Retail sales AS

Sementara itu, Penjualan Ritel Inti atau Core Retail Sales, menurun 0.5 persen di bulan November, setelah direvisi turun 0.1 persen di bulan Oktober. Penjualan Ritel Inti adalah hasil perhitungan penjualan ritel yang tidak memasukkan sektor otomotif, bahan bakar, bahan bangunan, dan layanan makanan. Penjualan Ritel Inti ini hampir dekat dengan komponen belanja konsumen dari Gross Domestic Product atau GDP.

Amerika Serikat kembali disibukkan dengan penularan Covid-19 yang lagi-lagi meninggi. Jumlah korban jiwa akibat penyakit yang menyerang sistem pernafasan tersebut bahkan mencapai lebih dari 300,000 jiwa Senin lalu. Sejumlah negara bagian kembali menerapkan kebijakan pembatasan sosial dalam bisnis. Sedangkan konsumen kembali menghindar dari kerumuman seperti mall, restoran, dan bar.

Retail Sales AS Nantikan Hasil Rapat The Fed

Menanggapi data Retail Sales, Dolar AS . Indeks Dolar (DXY) turun 0.19 persen ke 90.297, level terendah sejak bulan April 2018. Selain karena memburuknya sektor ritel, pelemahan dolar juga dipicu oleh potensi bantuan fiskal untuk menangani dampak pandemi.

Retail sales AS kembali loyo

Di samping itu, para investor juga memperhatikan hasil rapat FOMC yang akan diumumkan pada hari Kamis dini hari nanti. Sejumlah analis mengekspektasikan petunjuk baru mengenai seberapa lama The Fed akan mempertahankan program pembelian obligasi masifnya,

“Fokusnya adalah apakah Federal Reserve akan memperpanjang durasi pembelian obligasi. Saya rasa, peluang The Fed untuk melakukan hal itu relatif rendah.. Jika The Fed memang menghindari perpanjangan pembelian obligasi, maka kemungkinan Dolar AS akan kembali naik,”

Yujiro Goto, analis Nomura

Tagged With :

Tinggalkan sebuah Komentar