Retail Sales AS Merosot Namun Dolar Tetap Melambung

Data Penjualan retail sales AS untuk bulan Desember lalu, dilaporkan turun. Departemen Perdagangan AS mencatat bahwa Penjualan Ritel AS merosot ke -0.7 persen walaupun lebih tinggi daripada bulan November di -1.4 persen.

Retail Sales AS Merosot
US Retail Sales

Hal itu karena perolehan tersebut tak mencapai ekspektasi kenaikan ke level 0 persen. Sedangkan data Penjualan Ritel Inti (Core Retail Sales) merosot ke -1.4 persen, lebih rendah dari ekespektasi penurunan ke 0-1 persen saja.

Selama tiga bulan terakhir, Penjualan Ritel di AS lesu akibat kenaikan infeksi virus Corona, masih tingginya angka pengangguran, dan kurangnya dukungan dari pemerintah. Selain itu, pembaruan kebijakan Lockdown di sejumlah negara bagian turut mempengaruhi minat orang untuk berbelanja.

Pandemi telah memaksa orang untuk lebih banyak berbelanja secara daring. Akan tetapi, hal itu tak lantas membuat e-commerce aman dari penurunan di bulan Desember. Tercatat, penjualan retail online juga jatuh 5.8 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

“Penurunan retail sales di bulan Desember mengonfirmasi bahwa lonjakan kembali infeksi virus Corona saat ini, sangat membebani perekonomian,” kata Andrew Hunter, ekonom senior di Capital Economics dalam catatannya kepada para klien.

Data Retail Sales AS Tetap Menguat

Rilis Retail Sales yang mengecewakan tersebut tak lantas menjinakkan bullish Dolar. Di pembukaan sesi Eropa hari ini, indeks Dolar AS yang mengukur kekuatan Dolar terhadap sekeranjang mata uang-mata uang lain, kembali naik. Saat berita ini ditulis, Indeks Dolar AS naik sudah melonjak lebih dari setengah persen ke 90.74, tertinggi sejak tanggal 21 Desember.

DXY

Sebelumnya, rebound Dolar AS sempat sedikit tertahan akibat komentar Ketua The Fed Jerome Powell. Dalam webinar di Princeton University, Powell mengatakan bahwa para pembuat kebijakan di bank sentral harus memikirkan matang-matang bagaimana mereka berbicara tentang kemungkinan penarikan pelonggaran kebijakan moneter kelak.

“Hati-hati untuk tidak keluar terlalu cepat,” kata Powell. “Dan omong-omong, usahakan untuk tidak berbicara tentang exit jika Anda sedang mengirimkan sinyal tersebut karena pasar mendengarkan.”

Tagged With :

Tinggalkan sebuah Komentar