Rupiah makin menurun nilai tukarnya terhadap dollar, bahkan pada hari rabu 4 September 2023 nilainya turun hingga sebesar 15.634 untuk setiap dollarnya. Hal tersebut juga didukung oleh analis dari bank woori saudara yaitu Rully Nova yang menyatakan bahwa terjadi penurunan pada rupiah atau IDR.
IDR sendiri mengalami perlemahan pada hari Rabu 4 September 2023 hingga sebesar 54 poin atau 0,35 persen dari hari sebelumnya. Bahkan pada hari Selasa tanggal 3 September 2023 nilai tukarnya hanya 15.580 untuk setiap dollarnya dan sekarang turun hingga menjadi 15.634.
Menurut Rully Nova sendiri menyatakan bahwa penurunan nilai tukar IDR pada beberapa platform broker spread tipis juga disebabkan oleh adanya proyeksi suku bunga Amerika Serikat. Suku bunga tersebut diproyeksikan akan berada pada level tinggi dalam waktu cukup lama.
The Fed Menyebabkan Rupiah Makin Menurun
Kebijakan federal reverse atau biasa disingkat menjadi The Fed sendiri sangat mempengaruhi nilai tukar dari beberapa mata uang di seluruh dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang terpengaruh imbas dari peraturan terbaru The Fed terkait suku bunga yang telah ditetapkannya.
Tingginya suku bunga bank terbaru dari The Fed merupakan salah satu penyebab rupiah makin menurun, oleh sebab itu menurut Rully Nova jika IDR ingin menguat maka The Fed harus bersikap dovish atau melonggar. Melonggarnya The Fed terhadap proyeksi suku bunga AS dapat memberikan banyak dampak.
Namun sikap tersebut masih dapat dikatakan sangat jauh dari proyeksi karena angka inflasi amerika serikat sendiri terbilang masih jauh dari targetnya. Selain itu juga masih terdapat beberapa data lain yang juga menjadi penyebab melemahnya IDR pada perdagangan minggu ini.
JOLT Juga Menjadi Penyebabnya
Selain keputusan The Fed masih terdapat hal lain yang juga menyebabkan mengapa rupiah makin menurun salah satunya adalah JOLT. JOLT sendiri merupakan singkatan dari Job Opening and Labor Turnover Survey atau dapat dikatakan sebagai data ketenagakerjaan.
Data ketenagakerjaan amerika serikat juga mengalami penguatan lebih tinggi dari apa yang sudah diperkirakan sebelumnya. Hal tersebut mempengaruhi PMI atau Purchasing Managers Index dari negara Indonesia.
Dengan nilai PMI yang lebih rendah dari bulan sebelumnya membuat kurs IDR semakin tertekan dan membuat nilainya makin menurun pada perdagangan minggu ini.
Karena adanya data inflasi rendah IDR masih memiliki potensi untuk menguat, namun masih banyak hal yang mempengaruhi dan menyebabkan rupiah makin menurun sehingga harus dihindari. Hal ini sesuai dengan apa yang telah di sampaikan oleh analis dari octafx website.