Harga rupiah naik alias terapresiasi tajam terhadap dolar AS sejak Rabu (16/2), mencapai level tertinggi dalam sebulan. Ketika ketegangan di Eropa Timur mereda, sentimen pasar membaik dan kembali ke aset berisiko.
Data Refintiv menunjukkan bahwa begitu perdagangan dibuka, harga rupiah naik 0,24% per dolar AS pada Rp 14.265, tertinggi sejak 11 Januari. Rupiah melemah tipis ke Rp 14.370 per dolar AS dan menguat 0,21% pada pukul 09.06 WIB.
Harga Rupiah Menjadi Naik
Sentimen pasar membaik pagi ini mendukung harga rupiah naik ini, dimana sebuah laporan baru-baru ini mengatakan bahwa beberapa tentara Rusia yang ditempatkan di dekat Ukraina diminta untuk kembali ke pangkalan setelah pelatihan.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan militer telah menyelesaikan pelatihan militer dan “mulai memuat peralatan di kereta api dan truk dan pindah ke pangkalan militer”.
Berita tersebut memberikan dampak positif bagi pasar keuangan global, terbukti dari pasar ekuitas Eropa dan AS yang menguat kemarin. Ketika mood membaik, perburuan aset pasar berkembang dengan imbal hasil tinggi seperti harga rupiah naik akan dimulai lagi.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengkonfirmasi bahwa Kementerian Pertahanan Rusia telah menarik pasukan, infrastruktur dan pasokan dari perbatasan dengan Ukraina. Putin membuat pengumuman kemarin pada konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Moskow.
Putin mengatakan Rusia “tentu saja” tidak menginginkan perang. Menurutnya, Rusia siap mencari solusi lainnya dari pihak Barat.
baca juga : Indonesia terkena dampak inflasi amerika
“Kami siap untuk melakukan lebih banyak kolaborasi. “Kami siap untuk melakukan negosiasi,” kata Putin.
Pesan tersebut menyemangati pelaku pasar dan membuat mereka kembali berburu aset berisiko, membuat dolar AS dalam status safe haven tidak menarik. Kemarin Indeks Dolar AS akhirnya melemah 0,4%, menyebabkan penguatan rupiah.
Rupiah sebelumnya telah bullish sejak awal pekan ini, dibantu oleh kabar baik dari negara tersebut. Awal pekan ini, Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa penjualan ritel di bulan Desember naik 13,8% year-over-year. Harga rupiah naik dari 10,8% di bulan sebelumnya. Selain itu, penjualan ritel Januari diproyeksikan meningkat hingga 16%.
Konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sisi pengeluaran. Jadi, peningkatan tajam dalam penjualan ritel baik untuk perekonomian.
Pembahasan mengenai harga rupiah naik setelah ketegangan antara Rusia dan Ukraina mereda di atas, diharapkan dapat menjadi informasi tambahan bagi para pembaca untuk lebih jelasnya bisa lihat di brokerindofx.com.