Trading Menggunakan Indikator Stochastic, RSI, MACD, Parabolic SAR

Trading menggunakan indikator. Trading forex menjadi bisnis yang saat ini bisa dikatakan cukup menjanjikan. Walaupun sebenarnya ketika menjalankan bisnis ini, anda harus siap dengan semua resikonya seperti bangkrut. Namun jika Anda sudah memahami bisnis trading forex dengan baik, maka risiko bangkrut bisa Anda minimalisir. Perlu waktu untuk bisa menyesuaikan diri agar bisa terjun sepenuhnya ke dalam trading forex.

Jadi ketika Anda benar-benar masuk ke dalam bisnis ini, Anda tidak bisa mengharapkan bisa mendapatkan profit yang berlipat ganda dengan cepat. Ada banyak hal yang harus Anda pahami jika memang ingin sukses dari bisnis trading forex ini. Beberapa hal tersebut seperti paham mengenai masalah Money Management, teknik trading, indikator dan masih banyak lagi.

Baca juga disini ; Mengenal Teknik Trading Untuk Pemula

Salah satu bagian yang menarik adalah indikator trading. Karena dengan bantuan indikator ini, Anda bisa lebih mudah dalam menganalisa dan memprediksi arah pergerakan harga. Ada banyak sekali indikator yang bisa Anda gunakan dan setiap indikator memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Berbagai Macam Teknik Trading Forex dengan Indikator

Ketika Anda memutuskan untuk menggunakan indikator untuk memprediksi arah pergerakan harga, maka indikator yang dipasang bisa langsung menampilkan analisanya. Anda hanya perlu mampu membaca bagaimana cara kerja indikator tersebut. Agar Anda bisa menentukan kemana arah pergerakan harga selanjutnya. Berikut ini beberapa teknik dengan indikator:

  1. Stochastic

Indikator pertama yang menjadi paling mudah dalam hal penggunaan adalah Stochastic Oscillator. Fungsi dari indikator ini adalah untuk bisa mengukur sebesar besar momentum pergerakan harga yang saat itu sedang terjadi. Cara melihat kekuatan momentum itu adalah dengan menggunakan garis yang tergambar pada jendela chart yang berbeda di dalam aplikasi Metatrader.

Trading menggunakan indikator

Ketika Anda memasang indikator ini, maka akan ada jendela baru dimana ada dua garis biru dan merah yang bergerak beriringan. Kemudian ada garis di sisi atas dengan angka 80 dan sisi bawah dengan angka 20.

Angka-angka itu adalah menjadi batas dimana kenaikan atau penurunan harga sudah berada di level maksimal. Tapi Anda masih bisa menyesuaikan besaran angka itu seperti sisi atas 90 dan sisi bawah 10. Namun mengikuti pengaturan standar bawaan saja sudah cukup untuk menganalisa pergerakan harga.

Baca juga disini : Perbedaan Trading Forex dan Saham

Cara kerja indikator Stochastic Oscillator ini sangat mudah sekali dan bisa dipraktekkan bagi para trader pemula. Caranya tentukan dulu di dalam Time Frame berapa Anda akan melakukan analisa pergerakan harga. Setelah itu langsung saja perhatikan jendela Stochastic Oscillator yang berada di bawah chart pergerakan harga.

Ketika garis merah dan biru berada di sisi atas level 80, maka itu menjadi pertanda kenaikan sudah maksimal dan akan segera turun. Begitu juga sebaliknya, ketika harga mengalami penurunan dan berada di level 20 atau 10, maka menjadi tanda penurunan sudah maksimal dan akan segera naik lagi.

Nah yang perlu Anda perhatikan selanjutnya adalah posisi dari garis merah dan biru tersebut. Usahakan ketika sudah berada di level 80 atau 20, dua garis itu pada posisi yang bersilangan saling memotong satu dengan lainnya. Jika garis belum memotong, maka arah naik atau turun belum bisa dikonfirmasi.

  • RSI

Teknik selanjutnya yang cukup mudah dalam penggunaanya adalah RSI atau Relative Strength Index. Fungsi dari indikator ini adalah untuk bisa menentukan kondisi jenuh beli atau overbought dan jenuh jual atau oversold. Tampilan dari indikator ini sama seperti dengan indikator Stochastic Oscillator. Namun perbedaan utama terletak pada satu garis yang ada di RSI yang ditentukan oleh periode sesuai pengaturan yang Anda inginkan.

Cara kerja dari indikator RSI ini juga hampir sama persis dengan indikator Stochastic Oscillator. Anda akan melihat dua garis pada jendela indikator RSI yang juga sama dengan indikator Stochastic yaitu angka 70 dan 30. Ketika harga berada di level 70, Anda harus bersiap-siap untuk melakukan sell. Kemudian jika harga berada di level 30, maka siap untuk melakukan buy.

Baca juga disini : Broker Forex Terbaik Untuk Pemula

Kunci penggunaan indikator ini adalah menyesuaikan dengan kondisi pasar forex. Ketika sedang dalma trend yang jelas, maka indikator ini bisa berkinerja dengan baik. Sayangnya harga bisa melebihi batas di angka 70 atau 30. Bisa saja garis akan naik sampai level 100 atau ke 0.

  • MACD

Indikator trading selanjutnya ada MACD yang singkatan dari Moving Averages Convergence Divergence. Ini adalah indikator lanjutan yang lebih rumit dari Moving Average. Pada jendela indikator MACD akan ada garis dan arsir yang menjadi petunjung volume pergerakan pada saat itu.

Jika arsiran itu berada di atas titik 0, maka trend sedang naik dan jika di bawah titik 0 berarti sedang turun. Manfaat dari indikator ini adalah mengikuti kemana trend sedang bergerak. Ketika mulai berada di atas titik 0, Anda bisa menunggu bentuk arsiran yang turun seperti turun gunung. Kemudian untuk mengambil sell Anda bisa menunggu konfirmasi garis yang memotong arsiran tersebut.

Baca juga disini : Broker forek Teregulasi Nasional dan Internasional

Untuk sell juga berlaku hal yang sama. Ketika arsiran di sisi bawah 0 dan membentuk gunung terbalik, tunggulah sampai bentuknya mulai mendekati titik 0 bukan menjauh. Tunggu sampai garis memotong artisan itu untuk mengambil posisi buy. Biasanya para trader yang sudah lama terjun ke dalam bisnis ini, memanfaatkan teknik MACD dengan kombinasi indikator Moving Average dan beberapa indikator lainnya.

  • Parabolic SAR

Indikator yang satu ini juga dikenal sebagai cara membaca kemana arah trend selanjutnya. Cara membaca indikator ini sebenarnya juga cukup mudah. Ketika Anda sudah memasang indikator ini pada aplikasi Metatrader, maka akan muncul garis putus-putus yang mengikuti pergerakan chart harga.

Sebelum mencobanya perhatikan pada chart yang sudah terpasang Parabolic SAR, maka garis putus-putus itu akan terbentuk di bawah chart ketika harga akan mengalami kenaikan. Begitu juga garis putus-putus itu akan muncul di atas chart ketika harga akan mengalami penurunan.

Cara penggunanya perhatikan chart sasaran Anda. Kemudian tunggulah sampai ada garis putus-putus baru di sisi atas atau bawah chart. Jika ada di sisi atas ketika trend sedang naik, maka persiapkan untuk melakukan sell karena harga akan segera turun. Pastikan juga garis putus-putus di sisi bawah yang mengikuti trend naik sudah berhenti berjalan.

Baca juga disni : Perbedaan Trading Forex dan Bitcoin

Jika ingin mencari buy, perhatikan trend yang sedang turun dengan garis putus-putus di atasnya. Ketika mulai ada garis putus-putus di bawah chart, maka bersiap untuk melakukan buy. Pastikan juga bahwa garis putus-putus di atas chart yang mengikuti trend turun sudah berhenti berjalan. Anda bisa menggunakan indikator ini dengan maksimal ketika trend pasar sangat jelas.

Sesuai namanya Parabolic SAR atau Stop and Reverse, dimanfaatkan untuk mencari pembalikan arah trend yang sedang berlaku. Anda juga bisa mengkombinasikan indikator ini dengan beberapa teknik trading lainnya yang sudah dikuasai.

Itulah beberapa indikator trading forex yang bisa Anda gunakan. Indikator di atas sangat cocok sekali bagi Anda yang baru masuk di dunia trading forex. Karena cara penggunaan dan membaca arah pergerakan harga sangat mudah sekali.

Tinggalkan sebuah Komentar