Meskipun sentiment dari pelaku pasar sedang memburuk karena penyebaran Omicron, namun justru nyatanya rupiah semakin menguat. Memang, akhir-akhir ini sering mengalami fluktuasi, namun sempat juga mengalami penguatan.
Dibuktikan dengan penguatan tipis sebesar 0.03% melawan dollar AS ke Rp. 14.365 per US Dollar pada pekan lalu. Bahkan bila sentiment pelaku pasar tidak memburuk, penguatan tersebut bisa lebih besar.
Meskipun begitu, tetap saja perkembangan kasus dari varian Omicron ini akan dapat mempengaruhi pergerakan rupiah. Di Indonesia sendiri, kasusnya sudah ada 3 orang, kemungkinan bisa meningkat, sebab penularannya cepat.
Rupiah Semakin Menguat Akhir Ini
Seperti yang telah dijelaskan di atas, rupiah sempat mengalami penguatan tipis. Pergerakan itu bisa menjadi indikasi bahwa rupiah bisa menguat hari ini dan hari berikutnya. Walaupun dibayang-bayangi kasus Omicron.
Apalagi sebentar lagi Natal dan Tahun Baru, bisa dipastikan kasus ini akan mengalami peledak dibanding sebelumnya. Hal inilah yang menyebabkan banyak Negara yang memutuskan mengambil kebijakan lockdown.
Seandainya varian ini tidak menyebabkan sentiment pelaku pasar jadi memburuk, tentu rupiah pasti akan semakin menguat. Terlihat dari pergerakannya minggu lalu, yang mampu menguat walaupun The Fed mempercepat kebijakan moneternya.
Walaupun The Fed telah menaikkan sebanyak 3 kali suku bunga, riil yield di Amerika Serikat tahun depan masih akan tetap negatif. Sebaliknya, justru hal itu membuat rupiah semakin mengalami penguatan.
Tetapi, tidak menutup kemungkinan rupiah juga bisa melemah. Hal itu tentu saja akan berpengaruh juga kemana para investor trading forex. Untuk mengantisipasi terjadinya kerugian, pilihlah broker yang aman dan terpercaya.
Memilih broker yang tepat akan membantu Anda meminimalisir terjadinya kerugian dan membantu mencapai keuntungan. Anda bisa menggunakan broker justforex atau broker forex spread rendah dan terpercaya di Indonesia.
Kemungkinan The Fed Menaikkan Suku Bunga, Rupiah Makin Menguat
Bila tahun depan The Fed sebanyak 3 kali menaikkan suku bunga sebesar 75 poin, yeird threasury juga naik 75 poin. Sehingga nantinya akan menjadi kurang lebih sekitar 2,2%.
Sementara itu inflasi tahun depan, menurut perkiraan The Fed sebesar 2,6%, riil yield di AS tetap akan negatif sebesar 0,4%. Apalagi bila suku bunga jadi dinaikkan sebanyak 3 kali.
Namun Jerome Powell mengatakan, suku bunga jadi dinaikkan apabila telah tercapainya pasar tenaga kerja yang maksimum. Bila belum juga tercapai, penaikkan suku bunga akan ditunda.
Bisa jadi tetap dinaikkan, namun hanya 1 atau 2 kali saja. sehingga nantinya riil yield dapat negatif lebih dalam. Hal tersebut akan menyebabkan dollar makin tertekan, namun rupiah kemungkinan tetap bisa makin menguat.
Kasus Omicron ini sangat mempengaruhi sentiment pelaku pasar. Bila sentiment pelaku pasar memburuk, membuat valuta asing melemah. Berbeda halnya dengan Indonesia, meskipun ada kasus ini, justru rupiah semakin menguat.